PEMBUNUH ISTRI JURAGAN BESI TUA MENGAKU PANIK
Halaman 1 dari 1
PEMBUNUH ISTRI JURAGAN BESI TUA MENGAKU PANIK
Sidang kasus pembunuhan Suhartatik, istri juragan besi tua yang tewas dengan 11 luka tikam terus berlanjut. Selasa (8/2/11), acara persidangan adalah mendengarkan keterangan terdakwa Immanuel Hendra.
Di hadapan JPU Oktorio SH serta majelis hakim yang dipimpin Ekowati SH, terdakwa mengaku tidak ada niat untuk membunuh korban. "Saya panik dan khilaf. Karena korban teriak-teriak minta tolong," ujar terdakwa, dalam persidangan.
Dituturkan terdakwa, sebelum peristiwa berdarah itu, ia tidak ada niat sama sekali untuk membunuh. Pisau yang ada di pinggannya memang senjata pendamping yang tak pernah ditinggal.
"Saya datang ke rumah korban untuk pinjam uang. Kebetulan saya sudah kenal dengan suami korban. Tapi saat itu, suami korban sedang tidak ada. Hanya ada korban. Saya bilang, bu, saya mau minta tolong. Mau minjam uang. Tapi dijawab, tidak ada uang. Kemudian, sambil duduk, saya melihat ada orang datang bawa uang. Setelah orang itu pergi, saya kembali meminta sama ibu itu, tolong nah bu. Saya pinjam. Kan sudah ada uangnya. Tapi ibu tadi malah marah- marah," ungkap terdakwa.
Meski dimarahi, terdakwa mengaku ia tetap tidak beranjak dari rumah tersebut. Ia bahkan sempat meminta ijin untuk buang air kecil, karena sudah kebelet. Keluar dari kamar mandi, terdakwa berpapasan dengan korban. Saat itulah dengan nekat terdakwa menjenggut kerah daster korban sambil memaksa untuk dipinjamkan uang.
Tapi bukannya takut, korban malah berteriak. "Saya panik dengar teriakan ibu itu. Saya sudah bilang, ndak usah teriak bu. Saya cuma butuh Rp 2,5 juta. Tapi dia (korban) tetap berteriak. Sehingga terjadilah peristiwa itu (pembunuhan)," ujar terdakwa.
Seperti diketahui, Tatik (panggilan Suhartatik, red) ditemukan tewas dalam posisi setengah telungkup, bersimbah darah di lantai dapur rumah tempat tinggal, sekaligus tempat usaha jual beli besi tua miliknya, Jumat (20/8/10) sekitar pukul 15.30 sore.
Tatik, panggilan akrab wanita berkulit putih dengan rambut sebahu ini meninggal dengan 11 luka tikam di sekujur tubuhnya.
SUMBER : TRIBUN KALTIM
Di hadapan JPU Oktorio SH serta majelis hakim yang dipimpin Ekowati SH, terdakwa mengaku tidak ada niat untuk membunuh korban. "Saya panik dan khilaf. Karena korban teriak-teriak minta tolong," ujar terdakwa, dalam persidangan.
Dituturkan terdakwa, sebelum peristiwa berdarah itu, ia tidak ada niat sama sekali untuk membunuh. Pisau yang ada di pinggannya memang senjata pendamping yang tak pernah ditinggal.
"Saya datang ke rumah korban untuk pinjam uang. Kebetulan saya sudah kenal dengan suami korban. Tapi saat itu, suami korban sedang tidak ada. Hanya ada korban. Saya bilang, bu, saya mau minta tolong. Mau minjam uang. Tapi dijawab, tidak ada uang. Kemudian, sambil duduk, saya melihat ada orang datang bawa uang. Setelah orang itu pergi, saya kembali meminta sama ibu itu, tolong nah bu. Saya pinjam. Kan sudah ada uangnya. Tapi ibu tadi malah marah- marah," ungkap terdakwa.
Meski dimarahi, terdakwa mengaku ia tetap tidak beranjak dari rumah tersebut. Ia bahkan sempat meminta ijin untuk buang air kecil, karena sudah kebelet. Keluar dari kamar mandi, terdakwa berpapasan dengan korban. Saat itulah dengan nekat terdakwa menjenggut kerah daster korban sambil memaksa untuk dipinjamkan uang.
Tapi bukannya takut, korban malah berteriak. "Saya panik dengar teriakan ibu itu. Saya sudah bilang, ndak usah teriak bu. Saya cuma butuh Rp 2,5 juta. Tapi dia (korban) tetap berteriak. Sehingga terjadilah peristiwa itu (pembunuhan)," ujar terdakwa.
Seperti diketahui, Tatik (panggilan Suhartatik, red) ditemukan tewas dalam posisi setengah telungkup, bersimbah darah di lantai dapur rumah tempat tinggal, sekaligus tempat usaha jual beli besi tua miliknya, Jumat (20/8/10) sekitar pukul 15.30 sore.
Tatik, panggilan akrab wanita berkulit putih dengan rambut sebahu ini meninggal dengan 11 luka tikam di sekujur tubuhnya.
SUMBER : TRIBUN KALTIM
Similar topics
» SIDANG KASUS PEMBUNUHAN ISTRI JURAGAN BESI TUA RICUH
» KASUS PEMBUNUHAN ISTRI DI KELANDASAN DIREKONTRUKSI
» ISTRI WALIKOTA SAMARINDA MINTA SEKOLAH PEDULI SAMPAH
» KASUS PEMBUNUHAN ISTRI DI KELANDASAN DIREKONTRUKSI
» ISTRI WALIKOTA SAMARINDA MINTA SEKOLAH PEDULI SAMPAH
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|